Tuesday, December 11, 2012

saya mau nanya ni, istri saya udah elat 4 minggu, hasil test pack (+) hasil usg kosong, apa kemunginannya?

Q.

A. Hasil menunjukkan (+) namun tak ada janin dalam pemeriksaan USG
Kemungkinan istri bapak mengalami penyakit Mola Hidatidosa
Kehamilan mola merupakan komplikasi dan penyulit kehamilan pada trimester satu. Hasil konsepsi pada kehamilan mola tidak berkembang menjadi embrio setelah pembuahan tetapi terjadi villi koriales disertai dengan degenerasi hidropik. Rahim menjadi lunak dan berkembang lebih cepat dari usia kehamilan yang normal, tidak dijumpai adanya janin, dan rongga rahim hanya terisi oleh jaringan seperti buah anggur. Kehamilan mola hidatidosa disebut juga dengan kehamilan anggur.
Pengertian Kehamilan Mola Hidatidosa
Kehamilan mola hidatidosa adalah suatu kondisi tidak normal dari plasenta akibat kesalahan pertemuan ovum dan sperma sewaktu fertilisasi (Sarwono Prawirohardjo, 2003).
Mola hidatidosa adalah penyakit neoplasma yang jinak berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta atau calon plasenta dan disertai dengan degenerasi kristik villi dan perubahan hidropik sehingga tampak membengkak, edomatous, dan vaksikuler (Benigna).Sering pula tidak ditemukan janin dalam Rahim.
Kejadian Kehamilan Mola Hidatidosa
Kehamilan mola hidatidosa ditemukan pada wanita dalam masa reproduksi dan multiparitas. Kejadian kehamilan mola hidatidosa di rumah sakit besar Indonesia berkisar 1 dari 80 kehamilan. Sedangkan di negara barat prevalensinya adalah 1 : 200 atau 2000 kehamilan.
Patofisiologi Kehamilan Mola Hidatidosa
Penyakit trofoblastik gestasional (GTD) terjadi ketika diferensiasi sel normal dalam blastokis berhenti dan sel trofoblastik berpoliferasi. Poliferasi trofoblas mengakibatkan peningkatan kadar hCG. Mola hidatidosa komplit terjadi ketika ovum tidak mengandung kromosom dan sperma mereplikasi kromosomnya sendiri ke dalam zigot abnormal. Gambaran mikroskopik kehamilan mola hidatidosa antara lain proliferasi trofoblas, degenerasi hidopik dari stroma villi, serta terlambatnya pembuluh darah dan stroma.
Klasifikasi Kehamilan Mola Hidatidosa
Kehamilan mola hidatidosa dibagi menjadi tiga, yaitu:
Mola hidatidosa lengkap;
Mola hidatidosa parsial, dan
Mola hidatidosa invasif.
Mola hidatidosa lengkap
Mola hidatidosa lengkap apabila vili hidropik, tidak ada janin dan membran, kromosom maternal haploid dan paternal 2 haploid.
Mola hidatidosa parsial
Mola hidatidosa parsial apabila janin tidak teridentifikasi, campuran villi hidropik dan normal, kromosom paternal diploid.
Mola hidatidosa invasif
Mola hidatidosa invasif apabila korioadenoma destruen, menginvasi miometrium, terdiagnosis 6 bulan pasca evakuasi mola.
Etiologi Kehamilan Mola Hidatidosa
Penyebab kehamilan mola hidatidosa antara lain faktor ovum, imunoselektif trofoblas, sosio ekonomi rendah, paritas tinggi, umur hamil ibu di atas 45 tahun, kekurangan protein, infeksi virus dan faktor kromosom.
Tanda dan Gejala Kehamilan Mola Hidatidosa
Kebanyakan wanita dengan kehamilan mola juga mengalami reaksi kehamilan seperti wanita hamil normal. Wanita dengan GTD mengalami perdarahan bercak coklat gelap pada akhir trimester pertama. Hipertensi dan hiperemesis akibat kehamilan sebelum umur kehamilan 20 minggu. Inspeksi pada muka dan badan tampak pucat kekuning-kuningan atau disebut muka mola (mola face). Pemeriksaan fisik ditemukan pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan, tidak ditemukan ballotemen dan denyut jantung janin, keluar jaringan mola.
Kadar hCG tinggi dan tiroksin plasma juga mengalami peningkatan. Pemeriksaan USG terdapat gambaran vesikular (badai salju) dan tidak terlihat janin.
Diagnosa Banding Kehamilan Mola Hidatidosa
Diagnosa banding dari kehamilan mola hidatidosa antara lain: kehamilan ganda, hidramnion atau abortus.
Komplikasi Kehamilan Mola Hidatidosa
Komplikasi yang dapat timbul akibat kehamilan mola hidatidosa adalah:
Perdarahan hebat sampai syok;
Perdarahan berulang;
Anemia;
Infeksi sekunder;
Perforasi karena tindakan dan keganasan, dan
Keganasan apabila terjadi mola destruens/ koriokarsinoma
Penatalaksanaan Kehamilan Mola Hidatidosa
Prinsip penatalaksanaan kehamilan mola hidatidosa adalah evakuasi dan evaluasi.
Jika perdarahan banyak dan keluar jaringan mola, maka atasi syok dan perbaiki keadaan umum terlebih dahulu;
Kuretase dilakukansetelah diagnosis dapat ditegakkan secara pasti;
Pemeriksaan dan pemantauan kadar hCG pasca kuretase perlu dilakukan mengingat kemungkinan terjadi keganasan;
Penundaan kehamilan sampai 6 bulan setelah kadar ?-hCG normal, dan
Pemberian kemoterapi pada mola hidatidosa dengan resiko tinggi.

ada yang tau tentang kehamilan ectopic?
Q. ciri dan perasaan
dan apakah sakit sekali??
dan di karenakan apa??

A. Maaf mbak saya kurang tahu masalah kehamilan kaya gini ala nya guekan cowok,..tapi gue usahain carikan penjelasan untuk kehamilan ectopic ini semoga bermanfaatnya,..

1. Pengertian Kehamilan Ektopik

a. Kehamilan Ektopik adalah suatu kehamilan yang tumbuh di luar kavum endometrium (Esensial Obstetri dan Ginekologi, 2001 : 463).

b. Kehamilan Ektopik adalah kehamilan di tempat yang luar biasa (Obstetri Patologi, 1981 : 21).

c. Kehamilan Ektopik adalah kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uterus (Ilmu Bedah Kebidanan, 2000 : 198)

d. Kehamilan Ektopik adalah kehamilan yang terjadi bila sel telur dibuahi berimplamentasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri (Ilmu Kebidanan, 2002 : 323).

e. Kehamilan Ektopik adalah kehamilan dengan hasil konsepsi berimplamentasi di luar endomerium rahim, istilah lain : ectopic pregnancy, ectopic gestation dan eccesyesis (Sinapsis Obstetri, 1998 : 226).

Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya karena tempat implantasinya tidak memberikan kesempatan untuk tumbuh kembang mencapai ateri. Sifat kehamilan ektopik sangat berbahaya, sebagian besar kehamilan ektopik terjadi pada tuba, jarang terjadi pada ovarium atau rongga abdomen (perut).

Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih juga banyak dipakai, oleh karena itu terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik yang berimplantasi dalam uterus tetapi tidak pada tempat yang normal.

Menurut lokasi kehamilan ektopik dalat dibagi dalam beberapa golongan :

1. Tuba Fallopi

- Pars intertisialis

- Isthmus

- Infundibulum

- Fimbria

2. Uterus

- Kanalis serpikalis

- Divertikulum

- Konua

- Tanduk rudimentete

3. Ovarium

4. Intraligameter

5. Abdominai

- Primer

- Skunder

6. Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus

�

2. Penyebab Kehamilan Ektopik

Penyebab kehamilan ektopik ada yang diketahui dan ada pula yang tidak atau belum diketahui. Ada beberapa faktor penyebab kehamilan ektopik yaitu :

a. Faktor Uterus

1. Tumor rahim yang menekan tuba.

2. Uterus hipopiastis

b. Faktor Tuba

1. Penyempitan lumen tuba oleh karena infeksi endosalfing.

2. Tuba sempit, panjang da berlekuk-lekuk.

3. Gangguan fungsi rambut getar.

4. Operai dan sterilisasi tuba yang tidak sempurna.

5. Endometriosis tuba.

6. Striktur tuba.

7. Divertikel tuba dan kelainan kongenetal lainnya.

8. Perekatan peritubal dan lekukan tuba.

9. Tumor lain menekan tuba.

10. Lumer kembar dan sempit.

c. Faktor Ovum

1. Migrasi eksterna dan ovum.

2. Perlekatan membrana granulosa.

3. rapit cell devision.

4. Migrasi internal ovum.

3. Patofiologi

Ovum yang dibuahi terjadi di tuba pada dasarnya sama dengan halnya di kavu uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau interkolumner dan berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan kemudian diresorbsi. Pada nidasi secara interkolumner telur bernidasi antara 2 jonjot eldosalping. Setelah tempat nidasi tertutup, maka telur dipisahkan dari lumen tuba oleh lapisan jaringan yang menyerupai desidua dan dinamakan pseudokapsularis, karena pembentukan desidua di tuba tidak sempurna malahan kadang-kadang tidak tampak, dengan mudah villi korialis menembus endosalping dan masuk ke dalam lapisan-lapisan otot tuba dengan merusak jaringan dan pembuluh darah. Perkembangan janinnya tergantung pada beberapa faktor seperti tempat implantasim, tebalnya dinding tuba dan banyaknya perdarahan yang terjadi oleh invasi trofoblas.

�



4. Gelaja Klinik Kehamilan Ektopik

Gambaran klinik kehamilan ektopik bervariasi dari bentuk obartus tuba atau terjadi ruptura tuba, mungkin dijumpai rasa nyeri dan kegala hamil muda. Pada pemeriksaan dalam terdapat pembesaran uterus yang tidak sesuai dengan tua kehamilan dan belum dapat diraba kehamilan pada tuba, karena tuba dalam keadaan lembek. Bil terjadi gangguan kehamilan tuba, gejalanya tergantung pada tua kehamilan tuba, lamanya ke dalam rongga abdomen, jumlah darah yang terdapat dalam rongga abdomen. Dengan demikian pada kehamilan ektopik yang muda dan tidak terganggu terdapat gejala-gejala seperti pada kehamilan normal yakni amenorea, enek sampai muntah dan sebagainya. Amenorea diikuti oleh perdarahan merupakan gejala yang sering dijumpai pada kehamilan ektopik. Biasanya perdarahan tidak banyak tetapi dapat berlansung cukup lama dan darah berwarna hitam.

5. Diagnosis

Gejala-gejala kehamilan ektopik beraneka ragam, sehingga pembuatan diagnosis kadang-kadang menimbulkan kesulitan, yang penting dalam pembuatan diagnosis kehamilan ektopik ialah supaya pada pemeriksaan penderita selalu w

apakah USG bisa mengecek&bs mengetahui kl bayi punya kecacatan tubuh?
Q. bisa ga USG mengetahui kl bayi ternyata mempunyai cacat tubuh misalnya kaki sebelah lbh panjang ato lainnya?
kalo bs kenapa msh ada bayi yg terlahir dgn jantung bocor?
berarti apa donk fungsi USG?

A. Fungsi USG dalam kehamilan adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui usia kehamilan
2. Kehamilan tunggal atau kembar
3. Mengetahui kelainan bawaan janin
4. Mengetahui gangguan pertumbuhan janin
5. Mendeteksi adanya kemungkinan terjadi preeklamsi pada usia kehamilan lebih lanjut
6. Mendeteksi adanya kemungkinan terjadi pertumbuhan janin yang terhambat ( PJT ) pada usia kehamilan lebih lanjut
7. Mendeteksi kemungkinan lahir prematur
8. Mendeteksi adanya kelainan pada organ reproduksi ibu pada saat kehamilan misalnya adanya kista ovarium dan myoma

Pemeriksaan dengan USG sekurang-kurangnya dilakukan 3 kali, pada saat:

1. Usia kehamilan 6â 14 minggu
Pemeriksaan USG perlu dilakukan pada usia kehamilan inin karena pada saat itu dapat diketahui usia kehamilan dan pengukuran ketebalan dinding belakang leher janin yang dalam istilah medis disebut Nuchal Translucency (NT).

Kehamilan 6 â 12 minggu
Untuk mengetahui usia kehamilan, dokter akan mengukur panjang janin mulai dari puncak kepala janin sampai ujung tulang belakang (tulang ekor). Ketepatan usia kehamilan yang diukur pada usia 6-12 minggu, tingkat kesalahannya hanya + 5 hari. Sebaliknya apabila pengukuran dilakukan pada usia kehamilan diatas 30 minggu tingkat kesalahan kurang lebih 3 minggu.

Kehamilan 11 â 14 minggu
Penebalan dinding belakang leher janin (NT) diukur pada usia kehamilan 11 sampai 14 minggu, pengukuran ini berguna untuk meramalkan apakah bayi menderita kelainan bawaan (cacat bawaan). Ketebalan dinding leher janin yang normal harus dibawah 3 mm. Apabila dinding leher janin tebalnya lebih dari 3 mm terutama pada ibu dengan usia lebih dari 35 tahun, kemungkinan terjadi kelainan bawaan pada janin 75 %. Kelainan bawaan janin yang bisa dideteksi dengan pengukuran ini antara lain :
- kelainan kromosom trisomy 21 atau biasanya disebut Down syndrom/mongolism ( keterbelakangan mental ) insiden 1 : 800
- kelainan kromosom trisomy 18 atau biasanya disebut Edward syndrom (janin dgn usus diluar) insiden 1 : 8000

2.Usia kehamilan 18-24 minggu
Untuk menemukan kelainan pada setiap organ janin dan melakukan pemeriksaan aliran darah pada pembuluh darah yang menuju rahim.

Kehamilan 18 â 22 minggu
Jika ibu hamil diduga mempunyai kemungkinan mengalami kecacatan pada janin dan ibu memutuskan untuk meneruskan kehamilannya, maka dokter akan melakukan pemeriksaan Detail Scan, yaitu pemeriksaan ini bertujuan untuk menemukan kelainan pada organ janin , sehingga saat pada bayi lahir dokter sudah mengetahui penyakitnya dan penangan yang lebih cepat dan tepat dapat segera diberikan.

Kelainan bawaan janin yang dapat dideteksi pada usia kehamilan ini antara lain :
-hydrochepalus (kepala janin membesar karena berisi cairan)
-kista arachnoid (kista pada kepala)
-spina bifida (tulang belakang membelah)
-Ventricular septal defect ( jantung bocor)

Kehamilan 21-24 minggu

Pengukuran aliran pembuluh darah rahim (dopler). Pengukuran aliran darah ini bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan akan terjadi Hipertensi dalam kehamilan (Pre Eklamsi) dan kemungkinan akan terjadi Pertumbuhan Janin Terhambat ( PJT ) pada usia kehamilan yang lebih lanjut.

Dokter mempunyai batasan pengukuran pada pembuluh darah yang menuju rahim, pada pengukuran dengan Resistensi Indeks > 0,58. Nilai kebenaran ( Positive predictive Value : 53 % ) artinya dari 100 ibu hamil yang diperiksa dengan nilai RI > 0,58 , 53 orang diantaranya mengalami hypertensi atau pertumbuhan janin terhambat pada usia kehamilan lebih lanjut

Apabila terdeteksi adanya kemungkinan terjadinya preeklamsi maka dokter akan memberikan obat âobatan yang diharapkan dapat mencegah terjadi preeklamsi atau pertumbuhan janin terhambat.

3. Usia kehamilan 32-34 minggu
Pada usia kehamilan ini perlu dilakukan USG lagi untuk mengetahui gangguan pertumbuhan janin atau biasanya disebut pertumbuhan janin terhambat (âlihat artikel pertumbuhan janin terhambatâ).

Sebagai tambahan, pada usia kehamilan 24-28 minggu, sebaiknya dilakukan pengukuran panjang leher rahim. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperkirakan apakah akan terjadi persalinan prematur. Apabila panjang leher rahim kurang dari 3 cm, maka kemungkinan terjadinya persalinan prematur 65 %, sedangkan jika panjang leher rahim kurang atau sama dengan 2 cm hampir seluruhnya akan terjadi persalinan prematur.




Powered by Yahoo! Answers

No comments:

Post a Comment