Saturday, December 15, 2012

Apakah cinta itu dari mata turun ke hati? Bukan dari buah dada?

Q. Apakah menyusui adalah suatu seni?

Orang tua modern jangan egois....
Kasih sayang dimulai dari dekapan ibu menyusui bayi.

Terima kasih untuk yang mau berbagi pendapat, berbagi hati, atau hanya komentar.

A. apakah menyusui adalah suatu seni?

saya dah jadi ibu, dan terus terang pertanyaan anda menggelitik saya.

jadi harus kilas balik ni...
apa ya yang aku rasakan dulu waktu aku menyusui anakku?

selama 16 bulan aku menyusui anakku (berhenti karena dia sendiri yg dah ga mau minum ASI), terus terang aku ga merasakan kegiatan menyusui adalah suatu seni.

sebaliknya...

menyusui adalah suatu kegiatan pemenuhan hasrat...

hasrat... bukan nafsu...

bukankah kita dilahirkan bersama dgn satu dorongan utk memenuhi kebutuhan dasar kita, dan dorongan itu bernama hasrat?

bukankah sudah kodratnya, seorang bayi lahir bersama hasrat utk menyusu utk bertahan hidup?

dan bila dia tidak menyusu, maka hidupnya akan terancam?

bukankah sudah kodratnya, tubuh wanita diciptakan utk memenuhi hasrat memberi susu?

dan bila dia tidak menyusui anaknya, maka tubuhnya akan menderita?

saya tau sakitnya badan karena ASI...
dan betapa leganya ketika ASI ku menemukan muaranya di mulut kecil bayiku...

setiap ibu pasti tau rasanya... pedihnya... nyerinya... sakitnya... kalo tidak memberikan ASI.
saking sakitnya sehingga kalo tidak bisa memberikan ASI (misal karena bayi meninggal, ibu sakit, dll), harus "dilipur" dgn obat penghilang rasa sakit.

alam punya caranya sendiri utk menciptakan ikatan antara ibu dan bayi.
bahwa dari pemenuhan hasrat itu akan melahirkan kasih sayang...
karena bayi akan mengenali detak jantung ibunya...
dan dekapan ibu akan melahirkan ikatan.

senikah menyusui itu?

saya rasa bukan.

seni tergantung dari obyektivitas penikmatnya.

menyusui adalah keajaiban alam, tak peduli siapa pelakunya...
menyusui adalah desain alam utk menjamin kesejahteraan generasi baru.

Apa konsekuensi syar'i bagi wanita hamil dan/atau menyusui yg tdk berpuasa?
Q.

A. Assalaamu alaikum ...

Para âulama sepakat bahwa wanita yang sedang hamil atau menyusui diperbolehkan baginya untuk tidak bershaum di bulan Ramadhan jika dia tidak mampu untuk bershaum, baik ketidakmampuan tersebut kembali kepada dirinya sendiri atau kekhawatiran terhadap janin atau anaknya. Namun apabila dia mampu untuk bershaum maka tetap baginya kewajiban bershaum.

Sedangkan permasalahan hukum yang berlaku bagi wanita hamil atau menyusui maka terjadi perbedaan pandang dikalangan para Ulama dalam beberapa pendapat :

~ Pendapat pertama adalah pendapat yang menyatakan bahwa tidak ada kewajiban atas wanita hamil atau menyusui kecuali mengqadha` secara mutlak (tidak ada kewajiban atasnya membayar fidyah), baik disebabkan ketidakmampuan atau kekhawatiran terhadap diri sendiri jika bershaum pada bulan Ramadhan, maupun disebabkan kehawatiran terhadap janin atau anak susuannya. Dalil Pendapat Pertama ini adalah :

ÙÙÙÙÙÙ ÙÙاÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙرÙÙضÙا . اÙبÙرة: ١٨٤
ââ¦Barang siapa dalam kondisi sakit â¦â

⦠إÙÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙضÙع٠شÙØ·Ùر٠اÙصÙÙÙاÙØ©Ù -Ø£ÙÙÙ ÙÙصÙÙ٠اÙصÙÙاÙØ©Ù- Ù٠اÙصÙÙÙÙ٠عÙÙ٠اÙÙÙÙسÙاÙÙر٠ÙÙعÙÙ٠اÙÙÙÙرÙضÙع٠Ù٠اÙÙØ­ÙبÙÙÙÙ (رÙا٠اÙØ®Ùسة)
âSesungguhnya Allah memberikan keringanan setengah dari kewajiban sholat (yakni dengan mengqoshor) dan kewajiban bershaum kepada seorang musafir serta wanita hamil dan menyusui.â [HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, An Nasaâi dan Al-Imam Ahmad].([2])

~ Pendapat kedua : bahwa wanita hamil atau menyusui yang berifthar ( tidak bershaum ) karena kekhawatiran terhadap janin atau anak susuannya, wajib atasnya untuk membayar fidyah, tanpa harus mengqadha`.

اÙØ­ÙاÙÙÙÙ ÙÙاÙÙÙرÙضÙع٠إÙØ°Ùا Ø®ÙاÙÙتÙا عÙÙÙ٠أÙÙÙÙاÙدÙÙÙÙÙا Ø£ÙÙÙØ·ÙرÙتÙا ÙÙØ£ÙØ·ÙعÙÙÙتÙا [رÙا٠أب٠داÙد]
âWanita hamil atau menyusui dalam keadaan keduanya takut terhadap anaknya boleh bagi keduanya berifthar ( tidak bershaum ) dan wajib bagi keduanya membayar fidyah.
[HR Abu Dawud] [6])

Ø¥ÙØ°Ùا Ø®ÙاÙÙت٠اÙØ­ÙاÙÙÙ٠عÙÙÙÙ ÙÙÙÙسÙÙÙا ÙÙاÙÙÙرÙضÙع٠عÙÙÙÙ ÙÙÙÙدÙÙÙا ÙÙ٠رÙÙÙضÙاÙÙØ ÙÙاÙÙ : ÙÙÙÙØ·ÙرÙاÙÙ ÙÙÙÙØ·ÙعÙÙÙاÙ٠عÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ ÙÙسÙÙÙÙÙÙÙا ÙÙÙا٠ÙÙÙÙضÙÙÙاÙ٠صÙÙÙÙÙا

(Ibnu Abbas ditanya), jika wanita hamil khawatir terhadap dirinya dan wanita menyusui khawatir terhadap anaknya berifthor di bula Ramadhan ) beliai berkata : kedianya boleh berifthor dan wajib keduanya membaya fidyah pada setiap harinya seorang miskin dan tidak ada qodhoâ bagi keduanya. [Ath-Thabari] [7])

Juga masih dari shahabat Ibnu âAbbas radhiallahu âanhuma, beliau berkata kepada seorang wanita hamil atau menyusui :

Ø£ÙÙÙت٠بÙÙÙÙÙزÙÙÙة٠اÙÙÙØ°ÙÙÙ Ùا٠ÙÙØ·ÙÙÙÙÙØ Ø¹ÙÙÙÙÙÙ٠أÙÙ٠تÙØ·ÙعÙÙÙÙ ÙÙÙÙاÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ ÙÙسÙÙÙÙÙÙÙا ÙÙÙا٠ÙÙضÙاء٠عÙÙÙÙÙÙÙ

âEngkau posisinya seperti orang yang tidak mampu (bershaum). Wajib atasmu memberi makan satu orang miskin untuk setiap hari (yang engkau tidak bershaum), dan tidak ada kewajiban qadha` atasmu.â [Ath-Thabari] [8])

~ Pendapat ketiga adalah : Wajib atas wanita hamil dan menyusui yang tidak bershaum pada bulan Ramadhan untuk mengqadha` sekaligus membayar fidyah apabila yang menyebabkan dia tidak bershaum adalah kekhawatiran terhadap janin atau anak susuannya.

Namun apabila yang menyebabkan dia tidak bershaum adalah karena memang dia sendiri (wanita hamil atau menyusui) tidak mampu bershaum tanpa disebabkan kekhawatiran terhadap janin atau anak susuannya, maka wajib atasnya mengqadha` tanpa membayar fidyah.

.

bayi saya umur 4 bulan,suda 1 bulan saya tidak memberikan asi lagi,karena asi saya sedikit sekali kurang untuk?
Q. bayi saya umur 4 bulan,sudah 1 bulan saya sudah tidak memberi asi,karena asi saya sedikit sekali untuk kebutuhan bayi saya,jadi saya memberi asi dan susu formula,tapi sekarang hanya susu formula saja,tapi sekarang berat badan sedikit sekali naik nya,malahan jadi sedikit kurus,saya ingin sekali memberi asi kembali bagaimana caranya,tapi bayi saya sudah tidak mau dikasih puting susu saya

A. si kecil saat ini mengalami bingung puting (nipple confusion). Hal ini terjadi ketika si kecil mulai kesulitan bergantian antara kebiasaan minum ASI dari botol dengan menyusui. Biasanya penyebabnya adalah karena saat meminum ASI dari botol, ASI akan keluar dengan lebih mudah dan lancar. Akibatnya si kecil jadi lebih suka meminum ASI dari botol daripada menyusui langsung dari Mama.
TAPI HAL INI BISA DILAKUKAN RELAKTASI

RELAKTASI
adalah praktik menyusui kembali bayi langsung ke payudara setelah dalam kurun waktu tertentu (beberapa hari, beberapa minggu, beberapa bulan) tidak menyusui atau menyusui secara parsial (mencampur pemberian ASI dengan susu formula atau makanan/minuman selain ASI) karena alasan tertentu, diantaranya, ibu harus dirawat karena sakit, ibu sibuk bekerja, ASI mengering, atau ibu mengalami sakit yang sementara waktu dilarang memberikan pada bayinya, kesulitan untuk menyusui karena mendapat tekanan dari lingkungan, minimnya pengetahuan orangtua tentang ASI, hingga berbagai mitos tidak benar seputar menyusui.

Beberapa alasan perlu dilakukannya relaktasi, antara lain sebagai bagian dari pengobatan rehidrasi pada bayi mencret dan kurang gizi setelah penyapihan. Selain itu, relaktasi juga biasanya dilakukan karena bayi tidak cocok dengan berbagai susu formula atau ibu berubah pikiran ingin menyusui, dari pemakaian susu formula.

Relaktasi hanya bisa dilakukan dengan satu cara, yaitu : membiarkan bayi Anda menyusu sesering mungkin pada payudara Anda. Frekuensi menyusui ini setidaknya adalah 10 kali dalam 24 jam, atau lebih jika memang bayi Anda menginginkannya.

Tahapan relaktasi:

Pastikan cukup makan dan minum. Mulai meningkatkan konsumsi protein dan cairan ke dalam menu makan sehari-hari untuk membantu mempercepat tubuh dalam memproduksi ASI

Berlatih memposisikan bayi pada payudara dengan pelekatan yang baik. Cobalah dengan berbagai cara untuk menemukan kembali posisi yang paling nyaman ketika mulai menyusui.

Hentikan total penggunaan dot dan botol, berikan susu atau makanan lain dengan menggunakan gelas atau sendok, agar bayi dapat lupa pada dotnya, dan mau mengisap payudara ibu. Sebaiknya Anda tidak memberikan empeng pada bayi Anda. Gantilah kebiasaan comfort sucking bayi Anda pada empeng dengan comfort sucking pada payudara Anda.

Banyak beristirahat. Mulailah mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan rumah yang sekiranya bisa delegasikan, karena akan menghabiskan hampir seluruh waktu bersama bayi selama minggu-minggu pertama program relaktasi. Kurangi jadwal kegiatan diluar rumah, dalam minggu-minggu pertama masa relaktasi sedapat mungkin menghabiskan waktu 24 jam dalam sehari bersama bayi.

Cobalah untuk menyusui bayi Anda setiap 2 jam sekali. Atau biarkan bayi Anda menyusu kapan pun, setiap kali ia terlihat berminat.

Persering kontak kulit antara ibu dan bayi. Tidurlah bersamanya baik pada malam maupun siang hari, dekaplah dan gendonglah sesering mungkin. Guna dari kontak kulit ini agar hormon laktasi dirangsang oleh isapan mulut bayi. Bayi juga dapat mencium bau ibunya dan mengakrabkan diri dengan ibu. Cobalah untuk selalu bersama bayi Anda â terutama pada malam hari ketika hormon prolaktin (penghasil ASI) sedang banyak-banyaknya dihasilkan â sehingga dapat setiap saat menyusui bayi Anda.

Anda harus membiarkan bayi Anda mengisap payudara sekitar 30 menit setiap kali ia menyusu, jika dimungkinkan. Atau secara bertahap dapat ditingkatkan durasi menghisapnya tersebut, dimulai dari sekurangnya 15 menit pada saat menyusu.

Perbaiki posisi dan pelekatan saat menyusui bayi. Cari posisi yang tepat dan nyaman untuk ibu dan bayi. Jika bayi merasa tidak nyaman dengan posisinya (biasanya karena tidak terbiasa disusui), maka sediakan waktu untuk berdekatan lebih lama. Selalu berkomunikasilah dengan bayi, ajak bicara tentang proses relaktasi yang harus dilalui bersama.

Makanlah jenis makanan lainnya yang dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI atau dibantu dengan Nursing Time Tea, teh yang dapat meningkatkan produksi ASI karena mengandung Fennel Seed, Blessed Thistle, dll (LEBIH JELASNYA ANDA BS LINK http://wishingbaby.com/relaktasi-kembali-menyusui-setelah-berhenti/)


BUNDA BISA MELAKUKAN RELAKTASI INI DENGAN BANTUAN BIDAN.

http://wishingbaby.com/relaktasi-kembali-menyusui-setelah-berhenti/




Powered by Yahoo! Answers

No comments:

Post a Comment