Sunday, January 20, 2013

Misalnya User JPS ini?

Q. Ada User Seumur 9-12 ??
Jujur Saya Umur 9

A. ati ati aja sama kesehatan..

anak jaman sekarang masi umur segitu udah seneng maen internet, ps dll...
diem aja gitu nangkring depan layar... jgn terlalu sering.. ga baek..
anak jaman dulu umur segitu maen diluar banyak gerak

***OPINI JAJANAN SEHAT***?
Q. Saya punya tugas sekolah, saya sebagai ketua mading kelas, saya disuruh mencarikan opini-opini tentang jajanan sehat, tolong copykan ke jawaban anda disini dong kalau ada, 5bintang deh janji!!!!

A. Copy dari KOMPASIANA bagian Sosbud

Proyek Jajanan Sehat Berkualitas Anak Sekolah
OPINI | 30 July 2011 | 03:09 63 2 1 dari 1 Kompasianer menilai aktual

Menjaga kesehatan anak, dirasa oleh orang tua adalah hal yang sulit. Dimulai dari menjaga kebersihan mereka, kebersihan lingkungan mereka, menjaga mereka dari angin misalnya, dan menjaga makanan yang masuk kedalam perut mereka. Orang tua menyadari, selain sehat itu mahal, sehat menjadikan anak lebih mudah dalam menerima pelajaran, lebih riang dalam bermain, dan lain sebagainya. Pokoknya lebih enak sehatlahâ¦

Orang tua yang memikirkan kesehatan anak-anaknya, biasanya melakukan dua hal dalam menyediakan makanan dirumah. Kita memasaknya sendiri, dengan kualitas bahan yang benar-benar kita perhatikan kehalalannya, kebaikannya, dan kebersihannya. Ataupun harus membeli atau jajan, kita pun memilih dengan ketat. Siapa penjualnya, apa makanannya, kehalalannya, kebersihannya, rasanya, pokoknya dengan syarat-syarat yang akhirnya kita bisa enjoy menikmati makanan tersebut, baik untuk diri kita maupun anak-anak.

Dengan segala tetek bengeknya kita menjaga, ternyata masih terlewat juga. Di sekolah yang programnya memberi snack pada anak, diberikan snack yang sangat tidak baik untuk anak. Saya tidak tahu di sekolah lain, tetapi sekolah anak saya dan sekolah-sekolah disekitar rumah saya menerapkan sistem yang sama.

Dengan biaya yang sama, seumpama di sekolah anak saya satu anak Rp.1000,-/hari, dibuat dua snack yang tidak sehat. Padahal bila dibuat satu snack saja yang sehat, dengan bahan berkualitas pun bisa. Tidak. mereka memilih untuk menjadikannya dua snack, pokoknya anak senang karena terlihat banyak.

Saya pernah mencoba bertanya di warung, berapa harga sebuah donat dengan ukuran yang menurut saya besar. Kata penjualnya, harganya lima ratus. Saya kaget sekali. Melihat respon saya yang kaget, dia mengira harga lima ratus itu kemahalan. Dia menambahkan bahwa harga kulak dari pembuatnya empat ratus rupiah. Saya lebih kaget lagi. Berarti harga modalnya 200-300an rupiah per donatnya.

Lalu saya membuka buku resep dan membuat donat dengan ukuran yang kira-kira sama dengan yang saya lihat di warung tadi. Saya kalkulasi, per donatnya kena Rp.500,-. Padahal saya membuatnya bukan standar donat untuk dunkin donat, pokoknya terasa enak begitu saja. Artinya bahan yang saya pakai bukan bahan-bahan istimewa, tetapi berkualitas. Lalu saya jadi berpikir, donat yang di warung tadi membuatnya dengan bahan apa?

Itu baru donat. Belum makanan jajanan yang ratusan jenisnya. Seseorang berkata pada saya, kalau saya ini terlalu memikirkan sesuatu. Bukankan Allah telah memerintahkan kita untuk berpikir, dalam ayatnya âtanda-tanda bagi orang yang mau berpikir.â

Dari segi kesehatan, makanan yang tidak berkualitas akan menimbulkan penyakit. Mungkin penyakit yang tidak langsung terlihat, misalnya sakit batuk setelah makan chiki, atau sakit perut setelah makan makanan kotor, atau juga pilek setelah minum es. Tapi penimbunan penyakit yang akhirnya âmeletusâ bila anak telah dewasa itulah yang harus lebih dikhawatirkan. Sudah banyak dibahas dampak buruk MSG yang selalu ada dalam tiap jajanan anak kemasan.

Dari segi kehalalannya, makanan yang tidak menggunakan bahan halal, bisa dikategorikan barang haram atau minimal syubhat (meragukan). Satu potong kecil makanan haram yang masuk kedalam tubuh kita, akan membuat doa kita tidak diterima Allah selama empat puluh hari. Itu baru sepotong. Bayangkan bila sebungkus. Dan bayangkan pula bila itu dimakan setiap hari. Berapa lama doa kita tidak didengar oleh Allah. Jangan sampai kita dicabut nyawanya dalam keadaan doa kita sedang tidak didengar oleh Allah.

Untuk anak-anak, mengkonsumsi makanan yang tidak halal pun akan mempengaruhi pertumbuhan mereka. Akhlak mereka, aqidah mereka, dan kecerdasan mereka. Barang haram tidak mungkin menimbulkan kebaikan, sebab yang mengharamkan adalah Allah. Allah tidak akan menambah kebaikan bagi orang yang didalam tubuhnya masih ada barang haram.

Sekarang ini banyak sekali jajanan yang menurut saya, sangat mengerikan. Setiap sore, pedagang bersepeda berkeliling dari kampung ke kampung menjual makanan kecil yang menarik untuk anak-anak. Ceplok puyuh, mi goreng, bakso bakar, jagung manis, tempura, jelly, dan lain sebagainya yang jenisnya banyak sekali. Bahkan di alun-alun selatan, Solo, pada sore hari menjadi sebuah arena jajanan dari ujung sampai ujung.

Walaupun saya berteriak lantang sekali, lagi-lagi peran pemerintah dalam menyortir jajanan di masyarakat sangat diperlukan. Semestinya ada izin khusus bagi para pedagang yang ingin berjualan makanan. Seleksi yang ketat masalah kualitas dan kebersihan, akan membuat rakyat menjadi sehat dan tumbuh menjadi manusia yang berkualitas pula. *Sebuah harapanâ¦.

Berapa jumlah anak yang ideal? Mengapa?
Q. Dengan pertimbangan:
* biaya pendidikan & kesehatan
* waktu luang
* pendidikan
* kondisi poleksosbudhankam Indonesia
Penjelasan sangat dibutuhkan di sini. Tolong lengkapi jawaban anda dengan penalaran dan data sedetail mungkin. Thanks.
Maaf jawaban hendaknya tidak mengandung unsur SARA. Contoh: Tuhan, Allah, Dia, Nya, malaikat, kitab suci, ayat, dll.

A. kalo menurut saya dgn kondisi biaya2 ngurus anak di indonesia yg makin mahal, dr sekolah mpe biaya ngurus bayi, trus biaya kesehatan anak di Indonesia jg ga ditanggung pemerintah n smuanya makin sibuk. 1 anak udah cukup. Paling nggak bisa dididik dgn kualitas yg bagus, dengan pertimbangan 1 anak kita bisa fokus smuanya untuk dia, cari sekolah jg bisa cari yg bagus n berkualitas, ga usah terlalu pusing mikirin biaya pendidikannya krn cuma punya 1 tanggungan. Trus pas didiknya jg lebih punya banyak waktu utk memperhatikan dia. Coba bayangin kalo ada anak 1 lagi, sementara anak ke 1 masih berusia 2-3 tahun, yg masih perlu perhatian extra.., jadi paling ngga, kalo anaknya cuma ada 1 kita bisa lebih fokus dlm menjaga dia dari hal2 yg ga diinginkan misalnya jatoh, dll

trus pertimbangan lain, begitu dia udah selesai sekolah, misalnya umur 23 nih selesai, kita umur skitar 45-50 taon. Dah ga ada tanggungan lg, bisa mulai menikmati hari tua bersama istri/suami tanpa harus mikirin pekerjaan tambahan utk biayain anak 1 lagi (pertimbangan ini atas dasar umur 50 di Indonesia dah dipensiun dari perusahaan)

TAPI...

kalo kondisinya berbeda, misalkan pas punya anak pertama 2-2nya masih muda, misalnya sama2 masih umur di bawah 26 taon, mungkin akan dipertimbangkan kalo anak ideal adalah 2, dgn jarak waktu antara anak 1 & 2 ga lebih dr 4 taon, trus anak 2 ini jg kalo ekonominya bagus alias masih mampu biayain sekolah 2 orang anak

Tapi kalo mampunya cuma punya anak cuma 1 yah jgn dipaksakan utk nambah anak.., soalnya mendidik anak 1 untuk jadi anak yg berkualitas lebih susah drpd memberi makan anak 5




Powered by Yahoo! Answers

No comments:

Post a Comment